Akhirnya akan kejadian. Mimpi untuk membuat festival sendiri, ada di depan mata. Namanya Cikini Folk Festival. Tahun lalu, tanpa sadar, saya mencanangkan sesuatu niat yang perlu untuk diwujudkan di tahun 2016 ini. Secara khusus, saya ingin berkontribusi pada scene musik tempat saya berkarya dengan cara membuat sebanyak mungkin pertunjukan. Kelasnya diset: Gedung pertunjukan. Bukan apa,Continue reading “Menyelenggarakan Cikini Folk Festival 2016”
Tag Archives: folk
Future Folk vol. 01: 23 Juli 2016
Semesta memberi jalan. Tanggal 23 Juli 2016 mendatang –ya, hari Sabtu yang akan datang— saya kembali bekerja sama dengan IFI Jakarta untuk menyelenggarakan sebuah pertunjukan musik. Ini merupakan kali keempat kami bekerja sama. Sebelumnya, menyelenggarakan pertunjukan Sore, Polka Wars dan Mocca. Yang ini, sedikit berbeda. Saya memulai sebuah seri baru, namanya Future Folk vol. 01.Continue reading “Future Folk vol. 01: 23 Juli 2016”
Future Folk vol. 1 – June 2016
Folk adalah musik yang penuh dengan jebakan. Seketika, ia sangat mudah didengar. Seketika lainnya, ia membosankan karena gugusan nadanya bisa itu-itu saja. Ada yang lebih kuat dari melodi, yaitu kata-kata. Perlawanan adalah kata benda yang bisa menggerakan minat. Melawan apapun, menjadi pemberontak dalam kapasitasnya masing-masing. Jadi sangat berarti ketika mulai dibagikan kepada orang banyak. AtasContinue reading “Future Folk vol. 1 – June 2016”
Tur, bersama AriReda
Kawazu, kota di luar Tokyo, Februari 2016. Saya kehilangan fokus di dalam sebuah perjalanan keluarga. Bunga Sakura yang mulai bermekaran seolah kalah menarik dengan sebuah tawaran yang masuk lewat salah satu pesan Whatsapp yang diterima. Pengirimnya adalah Anitha Silvia, seorang kawan asal Surabaya. Kami berurusan dalam beberapa hal. Yang kali ini kapasitasnya sebagai penyelenggara acara.Continue reading “Tur, bersama AriReda”
Warna Segar Adhitia Sofyan di Album Keempat
Beberapa waktu yang lalu, saya kembali diminta untuk menulis press release bagi Adhitia Sofyan. Ia merilis album keempat berjudul Silver Painted Radiance. Tentu saja, kalau yang minta dia, tidak pernah bisa ditolak. Maklum, saya orang yang terkesima dengan dedikasi besarnya pada musik. Jadi, ya selalu dengan senang hati dikerjakan. Ini tulisannya. Selamat membaca. Albumnya sudahContinue reading “Warna Segar Adhitia Sofyan di Album Keempat”
Bermain di Cikini: Silampukau dan Kawan-Kawan
Semuanya dimulai di satu tengah malam beberapa bulan yang lalu. Waktunya memang telah dijanjikan sebelumnya, tapi orang-orang di seberang itu ngaret. Proses pengambilan gambar yang melibatkan mereka berjalan molor dari waktu seharusnya. Tapi kesabaran jadi sifat kolektif, karena semua pihak percaya bahwa kolaborasi berikutnya memang perlu diwujudkan. Pihak-pihak di seberang tadi adalah Kharis Juniandaru, EkiContinue reading “Bermain di Cikini: Silampukau dan Kawan-Kawan”
Setelah Bermain di Cikini Bergulir
“Selamat menikmati pertunjukan. Jangan lupa tersenyum yang lebar. Kita akan merasakan indahnya sebuah proses berkesenian. Semoga ide sederhana untuk menggulirkan berbagai macam pertunjukan musik di gedung-gedung pertunjukan yang dimiliki Jakarta bisa menggurita dengan cepat. Ini, bisa jadi momentum yang tepat.” Paragraf di atas diambil dari tulisan saya di booklet pengantar Bermain di Cikini: AriReda yangContinue reading “Setelah Bermain di Cikini Bergulir”
Sungai dan Lelagu
Hari Senin (2/11) yang lalu, saya kembali ke Jogjakarta. Alam raya yang masih misterius, mempertemukan saya dengan Lelagu. Untuk kemudian jatuh cinta. Kedai Kebun Forum, bukanlah tempat yang terlalu asing. Sudut-sudutnya yang hidup selalu bikin kangen. Yang berbeda kali ini adalah sebuah kesempatan berharga untuk bisa menyaksikan Sungai, salah satu band yang semakin membuat JogjakartaContinue reading “Sungai dan Lelagu”
AriReda
Ini AriReda; Ari Malibu dan Reda Gaudiamo. Alam raya mempertemukan kami di RRREC Fest 2014 yang lalu di Tanakita, Sukabumi. Mereka main di bawah pohon jengkol, persis setelah senja pergi memberi ruang pada gelap malam. Romantis. Plus, suasana selepas hujan menambah bumbu. Ari ternyata bernama belakang Malibu –baru disadari kemudian setelah diperhatikan dengan seksama— adalahContinue reading “AriReda”
Untuk Majalah Hai
Sebuah janji percakapan ternyata membuat saya kembali menulis untuk Majalah Hai. Premis terakhir malah terjadi tanpa rencana. Seperti sudah bisa ditebak, ia selalu menyenangkan. Saya berhutang banyak pada Majalah Hai. Majalah remaja laki-laki paling legendaris di Tanah Indonesia ini, adalah media nasional pertama yang menjadi rumah bagi saya. Sepanjang 1999-2000, saya bekerja untuk majalah ini.Continue reading “Untuk Majalah Hai”