Untuk Kamerad Wiratmono yang sudah pergi dalam tenang sebagai Josef Wiratno. Sebagian dari diri saya, ingin bersembunyi. Sebagian lagi, ingin berteriak kencang menggugat. Tapi kemudian, cara Senyap berdamai dengan keadaan membuat seluruh gempuran energi itu diam tercekat. Di akhir cerita Senyap, saya terdiam. Mungkin ada lebih dari semenit. Dua sisi tempat duduk seolah menjadi bantuanContinue reading “Apa yang Ditinggalkan oleh Senyap”
Category Archives: Movie Review
Buat Robin Williams dan Dead Poet’s Society
Robin Williams pergi. Semua orang pasti pergi. Yang penting, apa yang ia tinggalkan untuk orang banyak, bukan? Salah satu warisannya berbunyi begini, “I stand upon my desk to remind myself that we must constantly look at things in a different way.” Saya berhutang padanya. Dan Dead Poet’s Society. Film itu serta permainan jenius Robin WilliamsContinue reading “Buat Robin Williams dan Dead Poet’s Society”
Selamat Pagi, Malam: Selamat Memahami Jakarta
Ini lagi-lagi tentang Jakarta. Saya belum kehabisan energi untuk menuliskan cinta yang begitu besar untuk kota ini. Saya baru saja menyaksikan Selamat Pagi, Malam, film Indonesia yang mendekati jenius. Ia memotret Jakarta dengan sangat elegan, lengkap dengan drama-drama kecil yang justru jadi kekuatan utamanya. Di beberapa pemahaman, mungkin Selamat Pagi, Malam bisa menjadi perkenalan yangContinue reading “Selamat Pagi, Malam: Selamat Memahami Jakarta”
Jalanan: Film Subversif tentang Jakarta Tercinta
Jalanan adalah film yang sangat subversif menurut saya. Film dokumenter ini merekam bagaimana hidup di Jakarta harus disiasati dengan berjuta akal yang memang melengkapi fitrah manusia sejak kita semua dilahirkan dari rahim alam raya. Hal-hal yang dianggap sebagai tolok ukur kemapanan atau kesejahteraan sudah tidak lagi menjadi penting ketika menyaksikan Jalanan. Jakarta adalah milik semuaContinue reading “Jalanan: Film Subversif tentang Jakarta Tercinta”
Nonton The Raid 2: Berandal
Malam tadi, Sabtu, 15 Maret 2014, saya menyaksikan The Raid 2: Berandal. Film ini menjadi pembuka section film ARTE Festival 2014. The film is so fucking awesome. Ada banyak ekspektasi mengikuti film ini. Maklum, The Raid: Redemption, seri sebelumnya film ini meledak di mana-mana. Sudah jadi film kelas dunia dan mencuri banyak perhatian. Kendati digarapContinue reading “Nonton The Raid 2: Berandal”
Slank Nggak Ada Matinya (Film): Gagal Memperlakukan Slank dengan Sebagaimana Mestinya
Tahun 2013 yang lalu, Slank menginjak usia 30 tahun. Perjalanan panjang untuk sebuah kelompok musik. Usianya sepantar dengan saya, hanya beda beberapa bulan. Saya bisa membayangkan ada sekian banyak fragmen kehidupan yang mampir berkunjung. Dan itu, sudah cukup untuk membuat sebuah cerita jadi kaya. Hanya ada satu orang yang masih bersama Slank sejak awal sampaiContinue reading “Slank Nggak Ada Matinya (Film): Gagal Memperlakukan Slank dengan Sebagaimana Mestinya”
Keluar dari Bayang-Bayang Itu Tidak Mudah, Jenderal!
Tentang Laskar Pelangi 2: Edensor yang tidak bagus Hidup setelah Mira Lesmana dan Riri Riza itu benar-benar menyulitkan. Ada di bawah bayang-bayang besar untuk melanjutkan dua buah box office bernama Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi, adalah sebuah misi mustahil. Komentator bola biasa bilang, ini misi yang sifatnya “Thundering the storm”. Film Laskar Pelangi 2: EdensorContinue reading “Keluar dari Bayang-Bayang Itu Tidak Mudah, Jenderal!”
Bintang Tujuh untuk Rock Bergema (A Story Behind the Rock Anthem)
Saya baru saja menonton Rock Bergema (A Story Behind the Rock Anthem). Film dokumenter ini, bercerita tentang Roxx, band rock legendaris Indonesia di awal kemunculannya. Durasinya hanya dua puluh lima menit. Saya mendapatkannya dengan membeli Majalah Hai edisi terbaru. Majalah Hai adalah majalah anak muda yang selalu ada di garis depan untuk urusan anak muda.Continue reading “Bintang Tujuh untuk Rock Bergema (A Story Behind the Rock Anthem)”