Bermain di Cikini: Silampukau dan Kawan-Kawan

Semuanya dimulai di satu tengah malam beberapa bulan yang lalu. Waktunya memang telah dijanjikan sebelumnya, tapi orang-orang di seberang itu ngaret. Proses pengambilan gambar yang melibatkan mereka berjalan molor dari waktu seharusnya. Tapi kesabaran jadi sifat kolektif, karena semua pihak percaya bahwa kolaborasi berikutnya memang perlu diwujudkan.

Pihak-pihak di seberang tadi adalah Kharis Juniandaru, Eki Tresnowening dan Anitha Silvia; Silampukau dan manajer mereka tersayang. Saya mengundang mereka untuk datang ke rumah ketimbang harus keluar kembali hanya untuk berbincang. Pengambilan gambarnya untuk Tonight Show NET TV. Itu yang membuat waktu pertemuan kami terasa begitu larut.

05

Tinta, panggilan akrab Anitha Silvia, tidak ingin menjelaskan maksud kedatangan mereka. Ia bersikukuh bahwa mereka ingin bertemu. Mungkin, memang segala sesuatunya lebih enak untuk diomongkan langsung.

Silampukau, ingin melanjutkan karir mereka, menulis kembali sebuah sejarah baru, mengikuti Dosa, Kota dan Kenangan yang fenomenal itu. Mereka mulai beranjak ke fase berikutnya.

“Kami ingin bikin pertunjukan di Jakarta, Felix. Kali ini dengan format band yang mendukung proses rekaman Dosa, Kota dan Kenangan. Plus anak-anak juga merencanakan untuk merilis materi baru,” lanjutnya.

Baik Eki atau Kharis adalah slow starter untuk urusan begini. Beruntung mereka punya Tinta yang memang pandai menjual sebuah ide.

Kalau urusan Silampukau, tidak perlu waktu banyak untuk menyakinkan saya. Maklum, penggemar berat. Hehe. Kami mengeset waktu, menyamakan persepsi dan merapikan sejumlah ide yang minta diperhatikan di kepala.

Tentu saja, tidak langsung senada. Kolaborasi pertama kami adalah menghelat pertunjukan Silampukau di Kedai Tjikini bulan Juni 2015 yang lalu. Itu merupakan pertunjukan pertama mereka di Jakarta.

Yang satu itu, dilakukan dengan sangat sederhana, tidak ada panggilan telepon di antara kami. Semuanya dikendalikan dengan Whatsapp. Tidak ada pula uang seliweran satu sama lain; Kedai Tjikini menyediakan tempat lengkap dengan tata suaranya, Silampukau datang sendiri ke Jakarta dan kawan-kawan Sounds from the Corner merekam pertunjukan dengan sumber daya mereka.

Lumayan memorable untuk saya karena hasilnya benar-benar di luar ekspektasi. Semuanya puas. Sesuai dengan investasi yang dikeluarkan. Reaksi kimia masing-masing orang terasa pas, walaupun belum menjadi yang paling sempurna.

Oleh karena itu, saya tidak punya alasan untuk menolak ajakan berkolaborasi sekali lagi dengan Silampukau. Prinsip paling dasar bahwa band yang jadi tandem kolaborasi harus band yang disukai, sudah terpenuhi. Saya penggemar berat yang bahagia melihat mereka bisa pelan-pelan menemui orang yang makin banyak dari waktu ke waktu untuk memainkan musik yang bagus. Jadi, marilah dihajar.

Mulai Januari 2016 kemarin, saya menginisiasi seri Bermain di Cikini. Bintang pertama yang sekaligus jadi kelinci percobaan adalah AriReda. Kami berhasil menjual habis tiket di dua pertunjukan yang diselenggarakan. Kalau belum sempat baca kisah di baliknya, Anda bisa baca tulisannya di sini.

Yose Riandy 09

Proyek itu bisa menjadi kenyataan dan layak diteruskan. Kata kuncinya tetap sederhana, jadi memang tujuannya tetap bersenang-senang. Tulisan yang tadi saya link, menjelaskan bagaimana Bermain di Cikini dirancang secara mendasar.

Nah, giliran berikutnya jadi milik Silampukau. Metodenya masih sama; tidak ada kejutan, bandnya main dua hari dan penonton bebas memilih mau menyaksikan pertunjukan yang mana, lalu akan ada perekaman audio dan video untuk pengarsipan.

Tapi, yang ini lebih serius ketimbang apa yang kejadian di Kedai Tjikini tahun lalu. Hehe. Maklum, walaupun sederhana, yang ini berbayar. Jadi, ada hak dan kewajiban yang harus ditanggung dengan sejumlah potensial pihak yang akan membantu ide kami untuk terwujud.

Sekarang, kami punya penonton, pihak gedung pertunjukan, sponsor dan sejumlah teman baik lain yang memainkan perannya masing-masing untuk membuat pertunjukan berlangsung sesuai harapan.

Sekarang juga, kami punya harapan yang sedikit lebih tinggi. Pertunjukannya dibuat dalam skala yang lebih besar ketimbang yang tahun lalu. Total, kami akan menjual 200 tiket untuk masing-masing malamnya. Berarti akan ada 400 tiket di dua hari. Hehe.

Lalu, mungkin juga akan ada sistem pengambilan gambar yang sama seperti pertunjukan Bermain di Cikini: AriReda kemarin. Jadi, ada satu poin persiapan yang harus diperhatikan pula.

Satu yang tidak pernah hilang dari kami adalah keputusan kolektif untuk bersenang-senang menyelenggarakan pertunjukan ini. It’s never been about we doing the show, it’s always about us –penyelenggara, penonton dan pihak lain— celebrating good music.

Jadi, ini detail pertunjukannya. Silakan dicermati baik-baik:

POSTER_FINAL_2Maret2016

Bermain di Cikini: Silampukau dan Kawan-Kawan
Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat
30 & 31 Maret 2016 (Rabu dan Kamis)
Pertunjukan dimulai pukul 20.00 WIB
Harga tiket: IDR 100.000
Pemesanan tiket: seribermaindicikini@gmail.com

Format pemesanan tiket adalah sebagai berikut:
– Kirim email ke seribermaindicikini@gmail.com
– Tuliskan berapa tiket dan untuk pertunjukan yang mana
– Tunggu reply dan informasi transfer uang tiket

Komunikasi akan dilakukan via email tersebut. Supaya bisa terdata dengan baik dan mengurangi potensi kelalaian yang mungkin terjadi apabila komunikasi dilangsungkan via beberapa kanal sekaligus.

Jadi, silakan berpikir. Jangan terlalu lama, karena bisa jadi Anda kelewatan sama yang lain. Jumlah tiket terbatas. Siapa cepat, dia yang dapat. ☺

Sampai jumpa di Bermain di Cikini. Semoga kita bisa merayakan musik yang bagus sesering mungkin. (pelukislangit)

Rumah Benhil
2 Maret 2016 – 15.11

Untuk informasi lanjutan tentang Silampukau, Anda bisa mengklik beberapa link ini:
http://www.silampukau.com
http://www.instagram.com/silampukau
http://www.facebook.com/Silampukau-131703383522197
http://www.youtube.com/channel/UCFo_UblaZ-XYrf9U7q7g5mQ
http://www.twitter.com/silampukau

Advertisement

Published by Felix Dass

I'm searching for my future, my bright future.

4 thoughts on “Bermain di Cikini: Silampukau dan Kawan-Kawan

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: