Di periode akhir tahun 2017 yang lalu, saya gundah. Kondisi industri musik makin meriah, tapi perekamnya tidak nambah-nambah. Pengulas makin sedikit, kalaupun ada paling sebatas postingan Instagram yang tidak banyak berguna ketika dicari-cari beberapa bulan dari kejadian. Keberadaan media yang makin banyak juga bisa dibilang tidak membantu. Kebanyakan dikejar-kejar deadline dan target menulis. Saya pernahContinue reading “Lokakarya Menulis bersama Felix Dass di Jakarta: 27-28 Juli 2018”
Author Archives: Felix Dass
Protes Terbuka untuk Penyelenggara A Night at Schouwburg: Kelompok Penerbang Roket
Disclaimer: Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyerang band yang tampil. Hanya protes terbuka pada penyelenggara pertunjukan. Protes ini ditujukan pada penyelenggara A Night at Schouwburg yang menampilkan Kelompok Penerbang Roket di Gedung Kesenian Jakarta pada 17 Desember 2017 mendatang. Ada persoalan besar untuk saya pribadi sebagai penggemar Kelompok Penerbang Roket yang punya keresahan tentang bagaimanaContinue reading “Protes Terbuka untuk Penyelenggara A Night at Schouwburg: Kelompok Penerbang Roket”
002: Perpustakaan
Romantisme muncul ketika dua kaki melangkah dari gedung tua menuju gedung baru di bagian belakangnya. Tangga-tangga disusun untuk menjadi jembatan dari perasaan klasik ke megah. Ini perpustakaan yang baru diresmikan, di dalamnya ada masa depan dan banyak kemungkinan baru. Karenanya, Jakarta bisa berdiri sama tinggi dengan banyak kota dunia; ada simbol literasi yang menjejak denganContinue reading “002: Perpustakaan”
001: Orang-Orang Terbaik
Manusia Jakarta beroperasi pada level improvisasi yang besar. Semua hal yang sudah direncanakan sejak jauh hari, bisa saja berubah di menit-menit terakhir karena kondisi eksternal yang terjadi di depan mata. Misalnya saja, perasaan malas untuk beranjak dari rumah. Sudah kadung nyaman, makanya enggan pergi melangkahkan kaki keluar. Perasaan malas itu, toh tidak selamanya jelek. MengubahContinue reading “001: Orang-Orang Terbaik”
Calo
Salah satu yang tidak pernah bisa dipandang sebelah mata dalam bisnis hiburan adalah calo. Kadang menyebalkan, kadang super berguna. Yang lebih seru dan tidak boleh dilupakan, yang kita punya di Indonesia, sesungguhnya diimpor dari kebiasaan yang ada di barat. Inggris pun dunia percaloannya tidak kalah menarik. Bahkan untuk sekedar diperbincangkan. Di Liverpool Sound City 2017,Continue reading “Calo”
Memberi Nyawa pada Ruang
Setiap jengkal sisi DIY Space for London (DSFL) memberikan inspirasi luar biasa pada pemanfaatan ruang. Ia tidak bombastis, tidak canggih. Masih dikendalikan dengan nilai-nilai luhur kehidupan bernama hati nurani. Memberi nyawa pada ruang tidak pernah mudah. Apalagi menjalankannya dengan kolektivitas tanpa perlu mengedepankan kepentingan personal. Ada banyak ruang alternatif mampir ke dalam kisah saya. AdaContinue reading “Memberi Nyawa pada Ruang”
Ada Musik di Gereja
Pintu gereja dibuka. Bukan sebagai tempat keagamaan, tapi sebagai ruang yang menyerahkan tubuhnya untuk menyaksikan musik diperdengarkan kepada orang banyak. Setiap babak ditutup dengan tepuk tangan. Siang itu, saya pertama kali masuk ke Union Chapel, sebuah gereja tua yang juga populer sebagai venue pertunjukan di London. Beberapa band terkenal dan populer pernah main di sini.Continue reading “Ada Musik di Gereja”
Buat Aleks
Tulisan ini diselesaikan di salah satu sudut Soho, di Lexington Street, London. Saya sedang berada di salah satu kota paling mahal di muka bumi ini. Buat seorang penulis, duduk di satu sudut yang sibuk dan melihat kehidupan berjalan dengan wajah yang paling kosmopolitan, adalah sebuah berkah. Tapi seharian ini, pikiran saya ada di rumah. DiContinue reading “Buat Aleks”
Dari Inggris
Sudah terbukti dan teruji: Yang namanya keinginan itu bisa jadi kenyataan. Bahkan ketika ia pelan-pelan sudah dilupakan dan diletakkan di dalam kepingan memori yang jauh dari permukaan. Saya ingat peristiwa itu: Di kantor FFWD Records, Bandung. Kejadiannya sekitar pertengahan 2000-an. Kalau tidak salah 2006. British Council pada waktu itu menyelenggarakan International Young Creative Entrepreneur, sebuahContinue reading “Dari Inggris”
Pinggir Jalan Sebuah Kota Putih
Saya sedang duduk di sebuah kedai kopi di sudut Queen Street, jalan utama di Central Business District (CBD) Auckland, salah satu kota penting Selandia Baru. Ini kunjungan kedua dalam setahun belakangan. Ada bentangan waktu yang tidak main-main, Auckland maju enam jam dari waktu Jakarta. Analoginya persis seperti pergi ke Eropa, tapi kebalik. Jika biasanya mundur,Continue reading “Pinggir Jalan Sebuah Kota Putih”