Kenangan lama akan dikunjungi kembali dalam kemasan yang segar. RRREC Fest in the Valley 2015 akan berlangsung akhir pekan ini. Impresi pertama? Cukup: Yeah!
RRREC Fest in the Valley akan berlangsung kembali di akhir pekan 25-27 September 2015 di Tanakita Camping Ground, Sukabumi. Long weekend, dengan sendirinya muncul tantangan berat menuju kota itu. Tentu saja, kondisi selalu bisa diakali. Tapi di balik itu semua, ide untuk kembali ke kaki gunung dan merayakan keberadaan musik dan band-band seru yang mengelilinginya, perlu dibela.
Saya kembali akan memandu sebuah diskusi. Kali ini, temanya adalah Festivals in Asia. Diskusi giliran saya akan berlangsung Sabtu, 26 September 2015 menjelang makan siang.
Menurut jadwal yang sudah disebar teman-teman dari RuruCorps –sayap RuangRupa yang menjadi penyelenggara festival—, orang-orang yang akan menjadi panelis diskusi saya adalah David Karto dari deMajors, Hardinansyah dari Chambers Entertainment/ Rock in Celebes, DJ Sniff dari Jepang dan Kok Siew-Wai dari Malaysia. Diskusi diharapkan berlangsung dalam Bahasa Inggris. Tapi, lihat saja nanti.
Diskusi ini akan membahas berbagai macam pengalaman orang-orang menjadi bagian dari sejumlah festival di negaranya masing-masing. Setiap orang punya angle berbeda yang menarik untuk ditelusuri.
Mereka, dengan ceritanya masing-masing, telah melakukan banyak hal inspiratif yang bisa dijadikan referensi untuk orang-orang lain yang punya minat yang sama. Siapa tahu, dari audiens yang akan datang nanti malah bisa mengembangkan ide berfestival menjadi sesuatu yang di luar kebiasaan yang sudah ada. Siapa tahu, ya kan?
Nanti setelah berdiskusi, saya akan menyarikan apa yang dihasilkan. Semoga faedahnya bisa dibagi ke orang yang lebih banyak. Yah, minggu depanlah sudah bisa dibagi.
Anyway, senang rasanya bisa turut serta mengambil peran di RRREC Fest in the Valley sekali lagi. Festival ini mendobrak kebiasaan. Venuenya yang mengambil alih fakta bahwa cerita yang dirangkai oleh festival ini bisa menjadi beda karena keberadaannya yang cantik.
Kaki Gunung Gede-Pangrango memang punya banyak wajah. Sisi Sukabumi yang jadi venue festival ini dilangsungkan cenderung tidak punya kesulitan untuk dijangkau. Hanya saja, seperti sudah ditulis di atas, punya potenti tantangan macet yang luar biasa menyebalkan. Oleh karenanya, saya bersiasat. Begitu konfirmasi datang, saya langsung memesan tiket kereta api.
Rutenya kalau dari Jakarta tidak sulit. Tinggal pergi menggunakan Commuter Line sampai Stasiun Bogor, lalu menyeberang ke Stasiun Bogor Paledang untuk mengambil kereta jurusan Sukabumi yang punya jadwal sehari tiga kali jalan. Dari situ, saya tinggal turun di Stasiun Cisaat, satu stasiun sebelum ujung, dan menyambung dengan naik ojek atau charter angkot. Tergantung jumlah rombongan.
Naik kereta, selalu menyenangkan; bebas macet, bisa rebahan dengan tenang dan sampai tepat waktu. Rute yang sama juga akan saya tempuh ketika pulang hari Minggu nanti. Oh ya, tahun ini, saya pergi hari Jumat. Jadi, menikmati festival ini sejak hari pertama.
Seharusnya, gambar-gambar di halaman ini sudah bisa menjelaskan bagaimana saya excited mengulangi pengalaman-pengalaman yang direkam ya? Hehe.
Untuk yang pergi ke RRREC Fest in the Valley 2015, sampai jumpa di Tanakita ya. Yang tidak pergi, yah setidaknya mulailah berencana untuk datang ke sini tahun depan. Percaya deh, ini merupakah salah satu festival musik paling seru yang ada di Indonesia. (pelukislangit)
Rumah Benhil
24 September 2015
02.29
*) Gagal streaming Liverpool vs. Carlisle United
*) Foto di halaman ini diambil dari situs RRREC Fest in the Valley 2015
*) Foto yang tidak square diambil dari website RRREC Fest in the Valley
*) Foto yang square diambil dari Instagram saya di sini
*) Untuk melihat informasi dasar festival ini, kamu bisa klik link ini
Situs Felix Dass 