Future Folk kembali lagi. Future Folk vol. 02 berlangsung hari Sabtu, 15 Oktober 2016. Venuenya masih sama: Auditorium IFI Jakarta yang terletak di kompleks Kedutaan Besar Prancis di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.
Seri ini, merupakan seri khusus yang baru diinisiasi beberapa bulan yang lalu. Idenya adalah membuat pertunjukan yang kompleksitasnya lebih sederehana ketimbang Bermain di Cikini yang perlu persiapan lebih ribet. Penjelasan tentang Future Folk dan kenapa ia ada, bisa diklik di link ini.
Saya menggunakan kesempatan yang terbentang lewat seri ini untuk membawa talenta-talenta favorit naik panggung. Kebetulan memang dukungan dari pihak IFI Jakarta sangat besar. Mereka menyediakan panggung dan ruangan cantiknya untuk dijadikan tempat pertunjukan.
Secara khusus, dari berbagai macam kemungkinan ekonomi yang muncul, saya juga ingin mengajak sejumlah talenta dari luar Jakarta untuk main di kota ini.
Di Future Folk vol. 01, saya mengajak Sisir Tanah dari Jogjakarta dan Mr. Sonjaya dari Bandung. Begitu juga Oscar Lolang yang sebenarnya asli Jakarta tapi selalu menyebut dirinya berasal dari Jatinangor. Nama lainnya waktu itu adalah Jason Ranti dan Junior Soemantri.
Ide itu, diteruskan. Karena saya percaya bahwa memberikan kesempatan untuk mereka yang percaya pada musik mandiri di luar kota ini, bisa menambah referensi sekaligus memperlebar khasanah orang-orang di Jakarta. Musik bagus, selalu perlu untuk dikabarkan.
Di Future Folk vol. 02, saya mengajak Sungai, sebuah band folk asal Jogjakarta untuk main di Jakarta dan mempertontonkan musik mereka yang sangat menarik. Ini contohnya:
Dan ini:
https://soundcloud.com/sungai/merah-muda
Mereka sudah menghasilkan sebuah album yang sangat-sangat-sangat bagus. Judul Arus. Bisa didengarkan di sini:
Sekarang, bandnya sedang memproses album kedua mereka. Tapi, tidak menolak ketika ditawari untuk mengisi slot Future Folk vol. 02. Mereka akan membawa cd dan merchandise untuk dijual di venue nanti.
Untuk mengisi slot lainnya, saya mengajak tiga orang penuh talenta lainnya. Domisili mereka semua di Jakarta. Labelnya penyanyi solo, tapi mungkin tampil dengan format berbeda.
Yang pertama adalah Gabriel Mayo. Beberapa waktu, saya menulis profilnya di link ini. Kalau ingat, Mayo adalah drummer band asal Surabaya, Vox. Beberapa tahun terakhir, ia merantau ke Jakarta dan memutuskan untuk menjadi penyanyi solo. Ia sudah menghasilkan beberapa karya dan debut album penuhnya sedang dimixing. Prosesnya sudah mendekati akhir dan bisa jadi akhir tahun atau awal tahun depan, kita semua bisa mendengarkannya.
Contoh musiknya seperti ini:
Yang kedua kemudian adalah Harlan Boer. Bin, begitu ia akrab dipanggil, sudah menghasilkan empat buah mini album. Ia secara konstan bermain dari satu panggung ke panggung lainnya bertemankan gitar kopong dan kadang-kadang satu-dua orang yang menemaninya di lagu-lagu tertentu.
Sudah lama saya ingin mengajak Bin main di acara yang saya buat. Future Folk kemudian menjadi kendaraan pertama yang pas. Kekikukan dan kenyataan pahit tentang Jakarta mungkin bisa membuat kita terhibur dan lantas bersama-sama menertawakan hidup di kota ini. Refleksi, kadang memang muncul dalam wajah yang paling ironis.
Ini contoh musiknya Bin:
Dan ini:
Yang terakhir adalah Sir Dandy. Ya, Sir Dandy yang vokalisnya Teenage Death Star itu. Ia yang suka semena-mena bermain di atas panggung; kadang lupa lirik, kadang mengulang lagu. Tapi, ia sanggup mengocok perut kita dengan lawakan-lawakan jeniusnya.
Ia baru kembali ke Jakarta setelah berburu mamah-mamah muda di Inggris Raya. Ini penjelasannya tentang kenapa ia menghilang. Nah, kali ini, sampai hari ini, ia belum mengonfirmasi akan main bersama siapa nanti di Future Folk vol. 02.
Tapi, ini beberapa bagian dari musiknya yang jenius itu:
Ini juga:
Nah, itulah yang bakal main di Future Folk vol. 02. Acara ini hidup dari kontribusi tiket yang dibeli penonton. Termasuk kamu yang tertarik dan mengubah ketertarikan itu menjadi pembelian tiket. Semuanya swadaya dan mandiri. Dibagi rata, tentu tidak sama rata karena bebannya dibagi berdasarkan kebutuhan dana masing-masing penampil.
Tiketnya, sampai hari ini, sudah terjual sekitar 40-an. Masih ada 100-an tiket lagi. Pemesanan bisa didapatkan via seribermaindicikini@gmail.com. Atau kalau mau tanya-tanya, bisa juga hubungi saya di 08119208475.
Pertunjukan dimulai pukul 18.00 WIB. Nah, jangan khawatir, belajar dari Future Folk vol. 01 lalu, kali ini saya mengundang Sulung Koesuma yang punya bisnis kuliner baru bernama Panggangin. Ia akan mengurus catering yang bisa disantap di jeda-jeda antar band yang berlangsung sekitar lima belas menit. Jangan khawatir kelaparan. Makanannya pun, ada yang halal dan tidak halal. Pilihannya beragam. Konsumsi, aman.
Ok. Sampai jumpa di Future Folk vol. 02. Semoga setelah membaca tulisan ini dan melihat deskripsi band-bandnya, kamu tertarik untuk datang. Tiket di hari pertunjukan baru dijual apabila pemesanan tidak habis. Saya sih berharapnya habis. Hehe. Ditunggu ordernya. ☺ (pelukislangit)
Di perjalanan – 10 Oktober 2016
11.22 pagi
Halo Felix, saya Aldi. Saya pembaca setia tulisan Felix Dass dari jaman Pelukis langit.Tiba-tiba saya rindu baca tulisan pelukis langit. Masih ada kah ? atau tidak bisa terselamatkan 😦
Biarlah masa lalu terekam dalam memori. Kandas, mas.