Terbangun karena matahari bersinar lebih awal. Lima tiga puluh. Barisan bukit membentang. Sisa kabut bawaan hujan kemarin menghilang. Ia tampak begitu jelas. Jalanan, lagi-lagi, jadi lawan yang harus ditaklukan. Mahal tidak mengapa, yang penting nyaman. Boros tidak jadi masalah, yang penting aman.
Peta digital bilang bentangannya tidak jauh, tapi dari kacamata transportasi publik, ia jauh terpisah. Duh, waktu berjalan begitu lambat. Jadinya malah terlalu cepat. Ritme yang diinginkan belum menemukan ketukan yang ideal. Maklum, akhir pekan panjang sudah diujung bagi orang banyak. Jadi, segala serasa tergesa.
Kopi semi pahit menimbulkan reaksi. Ia menubruk semena-mena. Masih tiga puluh menit menjelang adegan naik berikutnya.
Yang berikutnya punya durasi tiga jam. Mungkin ada baiknya mengundang Mogwai masuk ke ruang pribadi itu. Biar ia mengalun, menemani tidur ayam yang mungkin sekali terjadi. (pelukislangit)
8 Mei 2016
08.17
Stasiun Tugu, Jogjakarta