Seorang teman pergi. Teman yang bertemu di selisipan pergaulan, tidak pernah direncanakan. Kebanyakan diisi dengan tawa. Tapi dari sekian banyak memori yang seliweran, kamu paham bahwa lawan tertawa kamu adalah orang yang punya kualitas.
Saya berkenalan dengan Bagus Jalang lewat cerita Mortal Combat. Sebelumya, saya lebih dulu berinteraksi dengan duo kakak adik yang juga gitaris dan pemain bas band itu, Ojie dan Gufi. Pemain drum Mortal Combat, Sinung juga kemudian masuk ke dalam lingkaran perkenalan itu.
Dalam level band, Mortal Combat adalah salah satu band lokal yang pertama kali memperkenalkan konsep “rembol”, pergi tur memperjuangkan apa yang mereka percaya dengan biaya sangat minim. Konsep itu membawa mereka berkeliling Asia Tenggara pada tahun 2007, delapan tahun yang lalu.
Kecintaan pada etos DIY yang mereka punya itu, membuat saya secara sadar selalu mencari mereka. Bukan apa, buat saya, empat orang ini punya posisi penting dalam hal inspirasi. Bayangkan, di era itu, mereka bisa membuat internet tepat guna; menyambungkan banyak kota dan kemudian menyambanginya langsung. Atas nama main musik. Mulia sekali.
Kesadaran itu membuat saya menjadi sangat dekat dengan Ojie dan Gufi. Dan dengan sendirinya memasukan Bagus dan Sinung di dalam irisan-irisan pertemuannya. TKPnya selalu warung kopi; entah itu Semesta, Blandongan atau cabang Blandongan di Jakal.
Kami banyak menukar tawa. Biasanya yang jadi obyek penderita adalah Gufi.
Dari pertukaran tawa itulah saya menangkap aura lain dari Bagus Jalang. Ia tipe orang yang lebih memilih untuk bicara seperlunya. Kendati tidak serta-merta jadi pendiam. Obrolan-obrolan dengannya cenderung serius. Biasanya tentang musik. Hal ini, kebetulan tidak bisa dilakukan dengan Ojie dan Gufi yang lebih tertarik dengan pengorganisasian pertunjukan.
Sampai hari ini, kami tidak pernah janjian. Tapi setiap kali saya ke Jogja, hampir pasti bertemu dengannya di warung kopi.
Mortal Combat sudah lama tidak bermain reguler di atas panggung. Mungkin mereka malas. Tapi beberapa waktu lalu, mereka sempat memainkan set reuni di Jogja National Museum. Ini videonya, diambil oleh Kebun Binatang Films:
Secara visual, Bagus Jalang bukanlah laki-laki tipikal vokalis cadas. Ia santun. Paling ganteng ketimbang tiga orang teman lain di Mortal Combat. Tidak ingin kelihatan bengis. Tapi punya banyak amarah yang disuarakan lewat karya-karyanya.
Ini dua contohnya. Yang pertama adalah Everybody’s Crime Scene Report:
Dan ini judulnya Distorted Youth:
Setelah mendengarkan dua lagu ini, pasti kamu dapat gambaran seperti apa sisi lain Bagus Jalang bersama Mortal Combat. Ia penuh talenta.
Kami bertemu terakhir kali awal Desember lalu, di RRREC Fest #5 Menteng 2015. Ia tanpa disangka muncul dan menyapa saya ketika sedang sibuk berdagang kaos. Ia datang khusus untuk Indische Party.
“Bagus tuh kalau sudah seneng sama sesuatu pasti dia kulik. Kemarin itu, dia khusus datang ke Jakarta untuk lihat Indische Party. Penasaran dia,” cerita Gufi.
Pertemuan terakhir itu berlalu begitu saja. Tapi rasanya dia datang karena bisa bertemu dengan banyak kawan yang disatukan oleh musik untuk terakhir kalinya. Di dalam sebuah acara musik. Mungkin saja, itu cara mengucapkan selamat tinggal yang ingin dia lakukan.
Kabar menyedihkan mulai tiba kemarin siang. Kebetulan Gufi bertandang ke rumah saya. Tiba-tiba ia tertegun melihat layar ponselnya.
“Lix, Bagus koma. Udah lima hari,” ujarnya lirih. “Ini keluarganya baru kasih tahu ke temen-temen. Saya sudah suruh Gomblis untuk standby di rumah sakit. Wah, su, vokalisku koma!”
Gomblis adalah salah satu teman yang kebetulan juga sering nongkrong di warung kopi tempat kami biasa bertemu di Jogja.
Gufi tidak seperti biasanya yang banyak omong. Ia sibuk memberi kabar dan ketika mengambil jeda, nampak begitu murung. Mungkin ia menyadari bahwa salah satu teman terbaik sedang di ujung tanduk.
Lalu kami pergi ke Kedai Tjikini. “Ngopi sek, su,” katanya seperti biasa.
Ketika sedang ngobrol ngalor-ngidul, sebuah telepon masuk. Lalu ia marah kepada orang yang menelepon. Ternyata Gomblis. Setelah meluapkan emosi beberapa detik, wajahnya berubah. Saya langsung punya perasaan tidak baik.
Bagus Jalang lewat. Ia menyelesaikan cerita perjalanannya di dunia. Meninggal.
Saya dan Gufi nyaris duduk di tepi trotoar depan Kedai Tjikini. Hanya sekedar untuk menghela napas. Gufi sedang pusing tujuh keliling karena seluruh tiket kendaraan umum untuk pulang ke Jogja habis sampai beberapa hari ke depan. Kami sudah mencoba segala macam kemungkinan. Di tengah kebingungan, akhirnya seorang teman kami yang lain mengonfirmasi bahwa ia bisa meminjam mobil keluarganya untuk pergi ke Jogja. Sinung juga bergabung di perjalanan ini.
Setelah tenang, kami kembali membahas beberapa memori tentang Bagus Jalang termasuk proyek-proyek seni yang masih terhutang. Bergabung kemudian malam tadi, Kapiten del Toro alias Bowo dari The Southern Beach Terror yang kebetulan juga sedang di Jakarta. Kami berbicara tentang Bagus Jalang dan kenangan-kenangan yang menempel, saya kebanyakan mendengar apa yang mereka ceritakan. Sinung datang kemudian.
Hari ini, Bagus Jalang akan dimakamkan. Ia meninggalkan inspirasi besar bersama kisah Mortal Combat yang entah akan jadi apa setelah ini. Bagus Jalang adalah penulis lirik utama band itu. Semua kisah mereka adalah interpretasi tulisannya.
Saya akan selalu berterima kasih tentang inspirasi pergi tur tahun 2006 itu. Seperempatnya telah pergi. Tiga orang rekan satu bandnya berkumpul kembali untuk mengantarnya pergi.
“Ojie main di Wonosari sama FSTVLST. Dia langsung balik Jogja abis main kok,” kata Gufi. Ojie kebetulan sekarang adalah road manager FSTVLST.
Selamat jalan, Gus. Kamu asue bikin sedih. (pelukislangit)
23 Desember 2015
Obituari untuk Bagus Jalang.
Rumah Benhil 1053.
Reblogged this on Rumah Reda.
Hello mas Felix,
saya gatau gimana caranya sampai bisa menemukan page ini. Yang jelas saya kaget sekali atas meninggalnya Bagus. Kenal dengannya dari era myspace sampe instagram. Sempat ketemu beberapa kali di jogja, tapi memang sudah hampir 2 taun gak dengar kabarnya. Ternyata sudah berpulang. Sedih sekali. Kalau boleh tau apa penyebab kematiannya mas? jujur saya masih shock dengarnya.
Thank you.
Bagus meninggal karena sakit, bung.