P1040101 (Large)

Pintu masuk saya ke India kali ini adalah Indira Gandhi International Airport di kota Delhi. Bandara ini adalah bandara paling sibuk nomor satu di India.

Nama bandar udara ini sudah barang tentu diambil dari Shrimiti Indira Priyadharsini Gandhi, tokoh perempuan nomor satu India. Kisah tentang Indira Gandhi bisa dibaca di sini.

Sementara, bandaranya sendiri merupakan sebuah bandara yang sedang melakukan transisi. Mereka sedang memulai pembangunan terminal baru bernama Terminal 3 yang ditargetkan untuk menggantikan dua terminal yang sudah ada sebelumnya.

Terminal satu digunakan untuk penerbangan domestik. Nanti saya akan menulis tentang terminal itu secara khusus. Sementara terminal dua digunakan untuk penerbangan internasional.

Dulunya, bandar udara ini bernama Palam dan sekaligus menjadi markas komando angkatan udara India. Tapi, seiring tuntutan jaman, bandara ini dimaksimalkan fungsinya untuk kepentingan komersialisme.

Kendati bandara paling sibuk di India, Indira Gandhi International Airport kondisinya tidaklah megah. Bayangan bandara modern model Changi di Singapura, Suvarnabhumi di Bangkok, dan Dubai Airport di Uni Emirat Arab tampaknya sulit disandingkan dengan bandara ini.

P1040107 (Large)

Mungkin Indira Gandhi International Airport ada di kelas yang sama dengan Soekarno-Hatta di Jakarta. Hanya saja, aura kesibukan tampak lebih nyata.

Saya mendarat di sana sekitar pukul sembilan malam. Celakanya, waktu pesawat saya mendarat nyaris berbarengan dengan pesawat berbadan besar asal Osaka, Jepang.

Sudah bisa dibayangkan betapa lamanya waktu yang diperlukan untuk mengantri di tempat pengecekan imigrasi. Dan waktu itu, saya menghabiskan sekitar satu jam di antrian itu.

Karena India baru saja diserang oleh wabah flu babi yang luar biasa besar, seluruh penumpang yang masuk India juga diwajibkan untuk mengisi sebuah formulir khusus dan berjalan melalui detektor khusus.

Ruangan imigrasi yang tidak terlalu besar juga menjadi masalah penting. Terbayang ketika sekitar tiga ratus lima puluh orang bersamaan antri untuk dicap paspornya. Nah, itulah yang terjadi waktu saya datang.

P1040109 (Large)

Masalah tidak berhenti di situ, ketika mengambil bagasi pun problem yang sama kembali muncul. Suasana penuh riuh rendah benar-benar mengisi gambar-gambar pertama perjalanan di India di kepala saya waktu itu.

Alhasil, saya baru bisa keluar bandara, satu setengah jam setelah mendarat. Benar-benar, mereka memang memerlukan sebuah bandar udara baru.

Bandara yang berkesan klasik ini sepertinya telah letih menjadi saksi jutaan orang lalu lalang demi mendapatkan kesan mereka masing-masing akan hidup yang berbeda di tanah India.

Informasi lanjutan tentang Indira Gandhi International Airport bisa dilihat di sini.

3 responses to “Indira Gandhi International Airport”

  1. Banyakin photo2 bandara ama apronnya cong.

  2. Terima kasih utnuk berbagi, saya terbantu sekali:)

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Trending