Batas Kota yang Berganti

Rasanya, tiada yang bisa mencuri momen dari genggaman yang ada di kepalan. Batas kota jadi saksi, ia berganti seiring majunya perjalanan. Satu demi satu bergiliran masuk mengisi cerita. Semua punya kemolekannya tersendiri.

Batas Kota

Ada ruang untuk diisi dengan gerutuan. Sebab mataharinya sama, tapi hasil prosesnya berbeda. Kenapa, kenapa dan kenapa?

Seandainya kontrol juga ada di kepalan, mungkin ceritanya bisa berbeda. Tapi, sesungguhnya tidak ada yang bisa dibandingkan. Yang ada di pandangan sudah jauh lebih dewasa. Yang ada di dalam hati masih jauh panggang dari api.

Kesetaraan ada di depan mata ketika seorang ibu naik ke dek atas, setengah memaksa semua orang mengenakan sabuk pengaman. Sementara, yang ada di kepala masih soal kebiasaan yang telah berlangsung ratusan tahun, tapi senantiasa jadi perdebatan.

Peradaban jadi pertanyaan. Keputusan untuk terlibat di dalam persoalannya menjadi urusan personal. Tidak pernah bisa keluar dari situ. (pelukislangit)

14 Juni 2016
Manabus, Rotorua – Wellington.
19.31

Advertisement

Published by Felix Dass

I'm searching for my future, my bright future.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: