Menjelang akhir pekan kemarin, saya menemukan sebuah harta karun lama. Tidak spesial secara fisik, karena bukan barang langka, tapi yang ini punya arti mendalam.
Delapan belas tahun yang lalu, saya berkenalan dengan album ini. Sebuah album rock self titled milik band bernama Koil. Album itu, berkontribusi membentuk selera musik saya yang sekarang ini ada. Ekstase yang dihasilkannya sungguhlah besar.
Koil 2015, dari kiri searah jarum jam; Donnijantoro – Leo Ray Legoh – JA Verdijantoro – Vladvamp.
Di kemudian hari, Koil dikenal sebagai salah satu eksponen paling depan rock Indonesia. Dalam interval waktu yang delapan belas tahun itu, mereka kemudian merilis dua album penuh lainnya, Megaloblast dan Black Light Shines On.
Saya juga di sepanjang perjalanan waktu, menulis banyak artikel tentang Koil.
Beberapa di antaranya ada di bawah ini:
http://thejakartapost.com/news/2012/10/28/rough-cut-koil-goes-acoustic.html
http://www.thejakartapost.com/news/2009/08/23/two-diehard-fans-make-a-loving-tribute039.html
http://terbakarjuga.blogspot.com/2012/09/koil-pelajaran-pemberontakan-norma.html
http://lorongzine.blogspot.com/2013/11/belajar-lagi-dari-koil.html
Hubungan saya dengan musik mereka terbukti selaras seiring perjalanan tersebut. Koneksi itulah yang kemudian memanggil saya untuk mendengarkan lagi debut album penuh itu. Diawali dengan lagu favorit sepanjang masa berjudul Lagu Hujan yang romantis itu.
Dari proses mencari di internet, saya menemukan halaman Soundcloud milik JA Verdijantoro, frontman Koil. Ia mengunggah seluruh materi debut album Koil di halaman itu.
Bisa dicek di sini:
Tentu saja, bisa dicuri lagu-lagunya. Silakan gunakan Google untuk mencari situs yang bisa menyedot konten dari internet. Setelah disedot, segera dipindahkan ke ponsel untuk selalu didengarkan di mana-mana.
Saya tahu, untuk diri saya sendiri, album ini benar-benar punya pengaruh. Efek yang ditimbulkannya masih sama seperti ketika saya mendengarnya pertama kali di tahun 1996 itu. Padahal, usia sudah merambat naik dan berbagai kondisi sudah berbeda. Rupanya, memang benar kata-kata yang bilang bahwa beberapa hal baik tinggal di dalam diri kita sepanjang hayat. Album Koil ini salah satunya di dalam kasus saya.
Mendengarkan Lorong yang mengawang, teriakan di lagu Burung Hantu atau Dengekeun Aing serta penutup manis berjudul Karam masih menyisakan kesenangan yang sama.
Halaman ini ditulis untuk merekam kesenangan itu. Kalau ada waktu, silakan coba untuk menyedot album ini di link di atas. Lalu, bisalah kita sedikit berbagi. (pelukislangit)
Rumah Benhil
8 Februari 2015 – 19.27
Foto di halaman ini diambil tahun 2012 oleh Satria Ramadhan
*) Ini bonus, single paling kini Koil bersama /rif. Judulnya Party, Party, Party. Sekedar menambah gambaran bagaimana kondisi mereka belakangan ini.